13 Jul 2018

KUDA LUMPING SIAP TAMPIL DALAM UPACARA PEMBUKAAN TMMD REG KE 102

SALATIGA — Pawang kuda kepang atau yang dikenal dengan jarang kepang, jaran lumping serta berbagai sebutan lainnya dilakoninya,Suroso(52), bersama kerabatnya, Nur Salim(30), tegar melakoninya. Di sebagian wilayah Suruh Salatiga. Kesenian yang secara historis berasal dari Pulau Jawa tersebut, akhir akhir ini kerap dipentaskan, “ditanggap” oleh pemilik hajat untuk menjadi hiburan yang menarik serta disukai banyak kalangan.

Tak terkecuali dalam gelaran pembukaan TMMD REG Ke 102 Tahun 2018 nantinya, Reog Rukun Santoso begitu si empunya memberi nama, akan beraksi didepan tamu undangan,menariknya, dari 76 orang anggotanya, tidak ada satupun yang dibayar,Perkumpulan kesenian kuda kepang dengan ciri khas masing masing.
Menurut salah satu ketua Paguyuban Kuda Kepang “ Reog Rukun Santoso” di Dusun Gedong Bonomerto Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang,Makin maraknya kesenian Modern seperti saat ini,  merupakan sebuah ancaman tersendiri bagi keberlangsungan kesenian ini.
“Kesenian kuda kepang ini seperti tidak memandang umur bahkan ada semacam pemersatu dan sebagai paguyuban seolah tidak ada sekat mana masih muda mana sudah tua, semua terlibat dan saling melengkapi,”ungkap Suroso kepada salah satu Anggota Satgas TMMD, Serda..yang berkesempatan mengunjungi sanggarnya, memanfaatkan sela - sela istirahat kerja,”nyaris tak pernah sepi dari anak anak kecil hingga orangtua selalu berjubel, kuda kepang seolah menjadi magnet sebagai hiburan yang dinanti karena kesenian massal yang memasyarakat bahkan bagi kalangan atas hingga masyarakat bawah,”ungkap lelaki yang menekuni kuda kepang sejak tahun 2012 tersebut.

Pertunjukan yang menjadi primadona tersebut dibuktikan dengan banyaknya permintaan saat hajatan, termasuk akan tampilnya di Upacara pembukaan TMMD Reguler ke-102 di lapangan Desa Bonomerto, Selasa(10/07/18),Suroso mengungkapkan,  dalam setahun ada sekitar 10 untuk tampil dengan sekali tanggap kini kelompok pemain ditanggap dengan nilai Rp 3 juta hingga Rp 4 juta. Jumlah yang sangat lumayan dibandingkan tahun tahun sebelumnya,Anggota paguyuban lainnya, Triyono (25) ia mengaku masyarakat sekarang membutuhkan hiburan kesenian yang mendidik dan lebih murah. Kuda kepang salah satu solusinya, karena esenian tersebut terkandung banyak makna, diantaranya nilai estetika, nilai budaya, nilai gotong royong serta nilai silaturahmi ", ujarnya. Minggu(08/07)#pendim 0714

Tidak ada komentar:

Posting Komentar