24 Des 2017

Peringatan Hari Ibu Dilaksanakan Di Halaman Pemkot Salatiga

Jumat tanggal 22 Desember 2017 pukul 07.10 Wib bertempat bertempat di halaman  Pemkot Kota Salatiga telah berlangsung upacara memperingati hari ibu tahun 2017 yang ke 89,''Perempuan Berdaya, Indonesia Jaya”, sebagai Irup ibu Titik Kirnaningsih ( Istri Walikota Salatiga ) sebagi komandn upacara Ipda Septi Rahayu Panit Bimas polsek sidomukti di hadiri lebih kurang 250 orang.

Hadir dalam upacara tersebut, Walikota Salatiga ( Yulianto, SE ), Kapolres Salatiga ( AKBP. Yimmy Kurniawan, Sik.,MH., MK ), Kasipers Kodim 0714/Salatiga ( Kapten Inf. Joko Sukarwan ), Sekda Kota Salatiga ( Drs. Fahrorozi ), Para SKPD Kota Salatiga.


Susunana pasukan upacara,  1 SST Paduan suara dari ASN Pemkot, 1 SSK ASN pemkota Salatiga, 1 SST Ibu Ibu Persit Cabang xxxv Kodim 0714/Salatiga,  1 SST Ibu Bhayangkari.2 SST Ibu Dharma Wanita.


Sambutan dari menteri PPPA RI yang di bacakan oleh irup, Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya, pada pagi hari ini kita dapat hadir Bersama untuk mengikuti Upacara Bendera sebagai rangkaian terakhir dalam penyelenggaraan Peringatan Hari Ibu (PHI) ke-89 Tahun 2017, dalam keadaan sehat wal’afiat. Seperti tahun-tahun sebelumnya, PHI ke-89 Tahun 2017 ini diselenggarakan setiap tanggal 22 Desember, Peringatan Hari Ibu setiap tahunnya diselenggarakan untuk mengenang dan menghargai perjuangan kaum perempuan Indonesia, yang telah berjuang bersama-sama kaum laki-laki dalam merebut kemerdekaan dan berjuang untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Tekad dan perjuangan kaum perempuan untuk mewujudkan kemerdekaan dilandasi oleh cita-cita dan semangat persatuan kesatuan menuju kemerdekaan Indonesia yang aman, tentram, damai, adil dan makmur sebagaimana dideklarasikan pertama kali dalam Kongres Perempuan Indonesia pada tanggal 22 Desember 1928 di Yogyakarta, Peristiwa ini sekaligus sebagai tonggak sejarah bagi bangsa Indonesia dan diperingati setiap tahunnya, baik di dalam dan luar negeri. Komitmen pemerintah juga dibuktikan dengan diterbitkannya Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 316 Tahun 1959, yang menetapkan bahwa tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu sekaligus Hari Nasional bukan hari libur, Peringatan Hari Ibu juga menunjukkan bahwa perjuangan kaum perempuan Indonesia, telah menempuh proses yang sangat panjang dalam mewujudkan persamaan peran dan kedudukannya dengan kaum laki-laki, mengingat keduanya merupakan sumber daya manusia dan potensi yang turut menentukan keberhasilan pembangunan. Momentum Hari Ibu juga dijadikan sebagai refleksi dan renungan bagi kita semua, tentang berbagai upaya yang telah dilakukan dalam rangka memajukan pergerakan perempuan di semua bidang pembangunan. Perjalanan panjang selama 89 tahun, telah mengantarkan berbagai keberhasilan bagi kaum perempuan dan kaum laki-laki dalam menghadapi berbagai tantangan global dan multidimensi, khususnya perjuangan untuk mewujudkan kesetaraan gender di Indonesia, Arti penting lainnya dari PHI adalah upaya untuk mewariskan nilai-nilai luhur dan semangat perjuangan yang terkandung dalam sejarah perjuangan kaum perempuan kepada seluruh masyarakat Indonesi, terutama generasi penerus bangsa agar mempertebal tekad dan semangat untuk Bersamasama melanjutkan dan mengisi pembangunan, dengan dilandasi semangat persatuan dan kesatuan, Perempuan dan laki-laki memiliki peran dan kedudukan yang setara di dalam mencapai tujuan negara serta di dalam memperjuangkan kesejahteraan di semua bidang pembangunan seperti bidang pendidikan, ekonomi, sosial, politik, dan hukum. Perempuan dan laki-laki juga mempunyai kesempatan, akses serta peluang yang sama, sebagai sumberdaya pembangunan sebagaimana target yang harus dicapai dalam tujuan pembangunan nasional jangka menengah dan jangka panjang maupun tujuantujuan pembangunan berkelanjutan sampai tahun 2030, Atas dasar inilah, PHI ke-89 Tahun 2017 mengangkat tema “Perempuan Berdaya, Indonesia Jaya”, dan sub tema Meningkatkan akses ekonomi bagi perempuan menuju perempuan mandiri, sejahtera dan bebas dari kekerasan;Peningkatan ketahanan keluarga untuk mewujudkan keluarga yang kuat dalam berbagai bidang (kesehatan, ekonomi, pendidikan, kehidupan keluarga, kehidupan bermasyarakat dan kuat dalam menyikapi perbedaan budaya).
h. Hal ini didasari oleh situasi dan kondisi bangsa Indonesia yang saat ini sedang menghadapi situasi yang disebut oleh Kepala Negara “darurat” kekerasan terhadap perempuan dan anak. Kami berkeyakinan bahwa dengan bekerjasama, bergotong royong, saling membantu, bahu membahu, kita dapat melakukan sesuatu dan mencapai hasil yang lebih baik. Kita mempunyai keinginan dan kemauan yang kuat untuk sendiri maupun bersama-sama menghindari, tidak melakukan, dan menghentikan semua bentuk kekerasan dalam ranah pubik maupun domestik.Jumat (22/12)#pendim0714

Tidak ada komentar:

Posting Komentar